Kraton Yogyakarta
Keraton Yogyakarta terletak di tengah pusat kota Yogyakarta. Keraton
ini dulunya didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I di tahun 1755.
Sebagian kompleks Keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai
koleksi milik kesultanan, seperti replika pusaka keraton dan berbagai
macam gamelan. Diantaranya adalah Museum Kereta Keraton Yogyakarta,
Museum Kraton Yogyakarta dan Museum Batik.
Untuk dapat memasuki Museum Kraton Yogyakarta anda cukup membayar
biaya masuk Rp 5.000 dan Rp 1.000 untuk kamera. Museum ini buka setiap
hari kecuali jika ada upacara adat. Dibuka mulai pukul 08.30 � 14.00
kecuali hari Jumat hanya sampai pukul 13.00.
Selain berbagai benda budaya & arsitektur anda dapat melihat
pertunjukkan karawitan, macapat, wayang kulit ataupun wayang orang yang
selalu dipentaskan sekitar pukul 10.00 � 12.00 di bangsal Sri Manganti.
Istana Tamansari
Istana Tamansari terletak disebelah barat Kraton jogjakarta,Taman
Sari yang kemudian lebih dikenal dengan nama Istana Taman Sari yang
terletak di sebelah barat Keraton Yogyakarta dibangun pada masa
pemerintahan Sultan Hamengku Buwana I dan diselesaikan pada masa
pemerintahan Sultan Hamengku Buwana II. Meskipun demikian, lokasi Taman
Sari sebagai suatu tempat pemandian sudah dikenal jauh sebelumnya.
Pada masa pemerintahan Panembahan Senapati lokasi Taman Sari yang
sekarang ini lebih dikenal dengan nama Umbul (mata air) Pacethokan.
Umbul ini dulu terkenal dengan debit airnya yang besar dan jernih.
Pacethokan ini menjadi salah satu pertimbangan penting bagi penentuan
letak calon Keraton Yogyakarta. Istana Taman Sari dibangun setelah
Perjanjian Giyanti (1755), yakni setelah Sultan Hamengku Buwana sekian
lama terlibat dalam persengketaan dan peperangan. Bangunan tersebut
dimaksudkan sebagai bangunan yang dapat dipergunakan untuk menenteramkan
hati, istirahat, dan berekreasi. Meskipun demikian, Istana Taman Sari
ini juga dipersiapkan sebagai sarana/benteng untuk menghadapi situasi
bahaya. Di samping itu, bangunan ini juga digunakan untuk sarana ibadah.
Oleh karenanya Istana Taman Sari juga dilengkapi dengan mushola,
tepatnya di bangunan Sumur Gumuling.
Nama Taman Sari terdiri atas dua kata, yakni taman ‘kebun yang
ditanami bunga-bungaan’ dan sari ‘indah, bunga’. Dengan demikian, nama
Taman Sari dimaksudkan sebagai nama suatu kompleks taman yang
benar-benar indah atau asri. Dua Versi Cerita Tentang Pembangunan Istana
Taman Sari Versi Pertama Pada versi pertama diceritakan bahwa di
Mancingan (suatu daerah di pantai selatan Yogyakarta) terdapat orang
aneh yang tidak diketahui asal-usulnya.
Keluarnya perintah Sultan Hamengku Buwana ditandai dengan sengkalan
memet yang berbunyi Catur Naga Rasa Tunggal (1684). Untuk pembuatan
pertamanan/istana itu atas perkenan Sultan Hamengku Buwana I dikepalai
oleh Raden tumenggung Mangundipura dan dipimpin oleh K.P.H. Natakusuma,
yang kemudian hari menjadi K.G.P.A.A. Paku Alam I (putra Sri Sultan
dengan isteri selir yang bernama Bendara Raden Ayu Srenggara).
Pembuatan tempat peraduan dan bangunan urung-urung ‘gorong-gorong’
yang menuju keraton yang sering juga disebut Gua Siluman dilakukan pada
tahun 1687 dan ditandai dengan candra sengkala Pujining Brahmana
Ngobahake Pajungutan (1687). Sedangkan pembangunan pintu-pintu gerbang
dan tembok selesai pada tahun 1691. Selesainya pembuatan bangungan
Isatana Taman Sari diberi tanda sengkalan memet yang berupa relief
pepohonan yang berbunga dan sedang dihisap madunya oleh burung-burung.
Sengkalan memet tersebut berbunyi Lajering Kembang Sinesep Peksi (1691).
Pembangunan Istana Taman Sari ini konon banyak melibatkan tenaga
kerja tidak saja yang berasal dari sekitar Yogyakarta, tetapi juga dari
Madiun, Kedu, Jipang, dan sebagainya. Bangunan Taman Sari memiliki 36
buah bagian bangunan penting dengan berbagai nama dan fungsinya.
Bangunan itu sudah banyak yang rusak, belum lagi tertutup dengan banguan
baru , rumah penduduk. Dalam foto terlihat trowongan atau Gua Siluman,
yang kabarnya dulu bisa nembus sampai pantai selatan, parangtiritis,
tapi telah ditutup untuk keamanan, benar tidaknya saya kurang tahu,
mungkin juga benar, mungkin hanya legenda, ruang peraduan, pemandian,
dan mushola. serta sebagian banguann Benteng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar